Font, salah satu hal yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita, menurut Wikipedia font adalah sebuah rupa huruf yang memiliki ukuran, berat, dan gaya tertentu. Istilah ini terutama dipakai di dalam percetakan tradisional yang menggunakan metal. Dalam dunia modern "font" sering kali identik dengan "rupa huruf", walaupun keduanya belum tentu memiliki makna yang sama.
Sedangkan untuk Font komputer merupakan berkas data elektronik yang berisi serangkaian ikon, karakter, ataupun simbol.
Meski pada awalnya font merujuk pada suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sejak tahun 1990-an, terminologi font umumnya lebih merujuk pada bentuk-bentuk huruf ataupun ikon yang bersifat dinamis yang bisa diperbesar atau diperkecil ukurannya pada saat pencetakan.
Nah membicarakan Font, pasti tidak jauh dengan istilah Typeface (rupa huruf) adalah salah satu elemen terpenting dalam Desain grafis karena huruf merupakan sebuah bentuk yang universal untuk menghantarkan bentuk visual menjadi sebuah bentuk bahasa.
SEJARAH TYPEFACE
Bahasa tulis merupakan salah satu indikator yang membedakan antara masa awal sejarah dan prasejarah. Perkembangan bahasa tulis bermula sejak sebelum Masehi, di mana awalnya manusia menggunakan gambar untuk berkomunikasi. Bangsa Afrika dan Eropa mengawalinya pada tahun 3500-4000 sebelum Masehi dengan membuat lukisan di dinding gua.
Perkembangan cara berkomunikasi melalui tanda dan gambar berkembang terus. Sekitar tahun 3100 SM, bangsa Mesir menggunakan piktogram sebagai simbol-simbol yang menggambarkan sebuah objek. Komunikasi dengan menggunakan gambar berkembang dari piktogram hingga ideograf, berupa simbol-simbol yang merepresentasikan gagasan yang lebih kompleks serta konsep abstrak yang lain.
Perpindahan yang mendasar dari gambar dan tanda yang dibunyikan (piktogram, ideograf – menunjukan benda serta gagasan) hingga bahasa tulisan yang dapat dibunyikan dan memiliki arti (Fonograf – setiap tanda atau huruf menandakan bunyi) dapat disaksikan pada sistem alfabet Phoenician pertama yang diperkenalkan pada tahun 1300 sebelum Masehi. Alfabet ini terdiri dari 23 simbol yang sangat sederhana dan terbatas hanya sebagai perwakilan unsur bunyi. Sebagai contoh, huruf pertama dari alfabet Phoenician berupa gambar sederhana dari kepala banteng, yang dalam bahasa mereka disebut Aleph, dan yang kemudian kata ini mewakili bunyi dari huruf ‘A’.
Bangsa Yunani kemudian mengadaptasi sistem alfabet ini ke dalam struktur anatomi huruf yang lebih teratur dengan menerapkan bentuk-bentuk geometris. Perkembangan yang terpenting dari sistem alfabet ini adalah penerapan pola membaca dari arah kiri ke kanan (Alfabet Phoenician dari kanan ke kiri). Istilah Alfabet berasal dari singkatan 2 huruf pertama dalam sistem alfabet Yunani, yaitu Alfa dan Beta.
Sistem alfabet kemudian terus berkembang hingga akhirnya bangsa Romawi menyempurnakan ke dalam bentuk huruf yang sebagaimana kita kenal dan gunakan sekarang.
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Huruf Roman atau yang sering kita sebut sebagai huruf latin memiliki jumlah 26 huruf yang diterapkan sejak abad pertengahan dan digunakan sebagai alfabet dalam bahasa Inggris kontemporer.
Manusia telah mengupayakan berbagai cara terbaik untuk dapat berkomunikasi lewat tulisan, melalui penggunaan berbagai perangkat dan media. Sejak masa prasejarah, lukisan dinding di gua ditorehkan dengan arang dan piktogram dibuat di atas kepingan tanah liat, hingga bangsa Mesir akhirnya menemukan kertas yang terbuat dari tanaman papyrus. Bangsa Tiongkok memberi kontribusi yang penting dicatat yaitu pada tahun 105, dengan hadirnya Ts’ai Lun seorang ahli pembuat kertas. Sebelumnya mereka menulis di atas selembar katun dengan menggunakan pena bambu, baru pada abad ke 7 bangsa Tiongkok menemukan teknik cetak timbul dengan menggunakan tinta.
Penemuan mesin cetak dengan sistem movable type pada tahun 1450 oleh Johann Gensfleisch Gutenberg dari Jerman, telah membawa banyak perubahan yang pesat dalam sejarah tipografi, terutama dalam teknik pencetakan, pengukuran serta produksi.
Melalui sistem dan subsistem yang kompleks, Johann Gutenberg mengembangkan teknik cetak yang dibuat di atas permukaan bahan metal yang diukir (engraving). Setiap huruf, angka, tanda baca, serta ruang vertikal dan horizontal yang terdapat di antara huruf-huruf dibentuk satu per satu. Guna mencapai akurasi serta mempercepat proses kerja pada saat pencetakan di atas kertas, Gutenberg memerlukan hampir 50.000 blok metal yang terdiri dari berbagai macam jenis huruf (metal type).
Pencetakan dengan movable type digunakan hampir selama 40000 tahun dengan berbagai macam penyempurnaan terhadap sistem yang telah diciptakan oleh Johann Gutenberg. Pada tahun 1886, Ottmarr Mergenthaler, dari Jerman menemukan mesin typecasting yang cara kerjanya adalah dengan memasang sejumlah huruf yang disusun per baris (linecasting). Mesin temuan Mergenthaler ini disebut dengan Linotype, yang berasal dari kata “Line of Type”. Mesin teknologi cetak tinggi ini masih digunakan sampai saat ini.
Generasi selanjutnya dari teknologi typecasting adalah phototypesetting yang menggunakan proses film sebelum naskah ditransfer ke lempeng cetakan. Mesin phototypesetting yang menggunakan proses film sebelum naskah di transfer ke lempeng cetakan. Mesin phototypesetting dari Intertype Fotosetter yang dibuat oleh Herman Freud, dikeluarkan pada tahun 1946 di Jerman. Teknologi yang dikenal dengan istilah cetak datar atau offset ini jauh lebih murah dan efisien bila dibandingkan dengan typecasting yang sebagian besar pekerjaan masih dilakukan dengan tangan.
Teknik pra-cetak analog yang menggunakan lempengan (plate) sedikit demi sedikit mulai tergeser oleh teknik pra-cetak digital (digital pre-press). Sedangkan perambahan teknologi digital dalam dunia tipografi dimulai pada tahun 1973 oleh perusahaan URW dari Hamburg, Jerman, dengan produknya yang bernama IKARUS. Teknologi ini berfungsi untuk membuat huruf digital sehingga dapat digunakan dalam sistem komputer.
Kemajuan teknologi selanjutnya terjadi pada tahun 1984 ketika Adobe System merilis PostScript Font dan pada tahun 1991 Apple Computer dan Microsoft Corporation mengeluarkan TrueType Font. PostScript Font dan TrueType Font adalah huruf elektronik atau yang disebut font.
Hadirnya beragam jenis personal komputer dan perangkat lunak yang semakin canggih, serta ditambah dengan meningkatnya apresiasi dari para perancang grafis dan masyarakat umum, merupakan penyebab terjadinya lonjakan kebutuhan terhadap huruf digital.
Sejak akhir tahun delapan-puluhan, para perancang huruf (type designers) di berbagai negara seperti di Amerika, Jerman, Rusia, Swiss, dan Jepang, telah menggunakan teknologi komputer sebagai perangkat kerja utama mereka. Kontribusi perancangan huruf digital bukan hanya berasal dari perorangan saja, karena saat ini banyak sekali ditemukan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bisnis perancangan serta produksi huruf digital (Type Foundry) seperti Emigre. Font Bureau, T-26 dan Agfa yang beroperasi di Amerika, serta Linotype-Hell AG, di Jerman.
ANATOMI TYPEFACE
Langkah awal untuk mempelajari tipografi adalah mengenali atau memahami anatomi huruf. Gabungan seluruh komponen dari suatu huruf merupakan identifikasi visual yang dapat membedakan antar huruf yang satu dengan yang lain. Apabila kita telah memahami anatomi huruf secara baik, dengan mudah kita dapat mengenal sifat dan karakteristik dari setiap jenis huruf. Berikut adalah terminologi yang umum digunakan dalam penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam fisik huruf.
Setiap individu huruf, angka, dan tanda baca dalam tipografi disebut sebagai character. Seluruh character secara optis rata dengan baseline. Tinggi dari badan huruf kecil secara optis rata dengan x-height. Setiap character apakah huruf besar atau kecil memiliki batang (stem) yang pada bagian ujung-ujungnya dapat ditemukan beberapa garis akhir sebagai penutup yang disebut terminal.
Pada dasarnya setiap huruf terdiri dari kombinasi berbagai guratan garis (strokes) yang terbagi menjadi dua, yaitu guratan garis dasar (basic stroke) dan guratan garis sekunder (secondary stroke)
Apabila ditinjau dari sudut geometri, maka garis dasar yang mendominasi struktur huruf dalam alfabet dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu:
kelompok garis tegak-datar : EFHIL
kelompok garis tegak-miring : AKMNVZXYW
kelompok garis tegak-lengkung : BDGJPRU
kelompok garis lengkung : COQS
Huruf memiliki dua ruang dasar bila ditinjau dalam hukum persepsi dari teori Gestalt, yaitu figure dan ground. Apabila kita menelaah keberadaan ruang negatif dari seluruh huruf maka secara garis besar dapat dipecah menjadi tiga kelompok, yaitu:
Ruang negatif bersudut lengkung : BCDGOPQRSU
Ruang negatif bersudut persegi-empat : EFHILT
Ruang negatif bersudut persegi-tiga : AKMNVWXYZ
Perhitungan tinggi fisik huruf memiliki asas optikal-matematis, dalam pengertian bahwa dalam perhitungan angka, beberapa huruf dalam alfabet memiliki tinggi yang berbeda-beda, namun secara optis keseluruhan huruf tersebut terlihat sama tinggi. Huruf yang memiliki bentuk lengkung dan segitiga lancip pada bagian teratas atau terbawah dari badan huruf akan memiliki bidang lebih dibandingkan dengan huruf yang memiliki bentuk datar. Apabila beberapa huruf tersebut dicetak secara berdampingan akan tercapai kesamaan tinggi secara optis.
SISTEM PENGUKURAN
Apabila kita perhatikan susunan huruf-huruf pada sebuah naskah dalam majalah, buku ataupun brosur, maka akan terlihat bahwa susunan dari huruf-huruf tersebut memiliki suatu disiplin dalam pengukuran dan proporsi. Hal tersebut biasanya mencakup pengukuran tinggi huruf, panjang baris huruf, jarak antara huruf yang satu dengan yang lain, serta jarak antarbaris.
point dan pica
Tiga dasar sistem pengukuran dalam tipografi adalah: point (biasa disingkat dengan pt), pica (dibaca: paika), dan unit. Point digunakan untuk mengukur tinggi huruf, sedangkan pica digunakan untuk mengukur panjang baris. Pengukuran dari lebar persatuan huruf serta jarak antar huruf dihitung dengan satuan unit. Perhitungan unit hanya digunakan dalam proses yang menggunakan teknologi phototypesetting dan digital composition – teknologi yang digunakan untuk pengetikan dan pencetakan huruf agar dapat mendapatkan hasil cetak yang tajam dan presisi.
Pada tahun 1737, Pierre Fournier, seorang pembuat huruf (type founder) dari Paris menemukan sistem pengukuran huruf dalam satuan point. Sistem pengukuran huruf yang lain diperkenalkan 40 tahun kemudian oleh Francois Ambroise Didot dari Prancis. Acuan yang dipakai sekarang adalah sistem Anglo-Saxon dengan perhitungan 72 pt setara dengan 1 inch atau 2,539 cm. Sistem pengukuran tipografi tersebut berawal dari teknik cetak movable type yang pada perkembangan berikutnya diciptakan standardisasi pengukuran dan satuannya.
Blok metal ini memiliki bidang permukaan cetak pada bagian teratas. Keseluruhan dari blok metal ini disebut sebagai body dan permukaan cetak disebut sebagai face. Lebar dari body adalah set-width, yang memiliki berbagai macam ukuran tergantung kepada lebarnya masing-masing huruf. Kedalaman dari body adalah dimensi yang dipakai untuk mengukur tinggi huruf yang disebut body size. Satuan pengukuran yang dipakai untuk mengukur tinggi huruf adalah point. Satu hal yang perlu diingat bahwa acuan pengukuran tinggi sebah huruf bukan dihitung dari tinggi huruf yang telah tercetak namun dihitung dari kedalaman dari body size. Sebagai gambaran, 10 pt kedalaman dari body size akan menghasilkan huruf setinggi 10 pt.
x-height
x-height bukan merupakan sistem pengukuran huruf, namun besar kecilnya x-height dapat memengaruhi tinggi huruf secara visual. Di samping itu, perbedaan jenis huruf serta proporsi antara x-height dan body size memiliki pengaruh terhadap ukuran ascender dan descender. Besar kecilnya x-height memiliki pengaruh terhadap jumlah huruf yang dapat terakomodasi dalam satu baris. Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas,
em dan en
Spasi adalah berupa interval antar elemen tipografi yang mencakup: jarak antar huruf atau yang disebut kerning, jarak antar kata atau yang disebut word spacing dan jarak antarbaris atau yang disebut leading (dibaca:leding). Teknik tradisional yang digunakan untuk pengukuran ruang jarak antar kata adalah penyisipan potongan metal yang diletakkan di antara huruf yang satu dan yang lain. Potongan metal ini disebut quad. Sebuah quad berbentuk persegi empat yang merupakan kotak sebesar ukuran huruf. Quad memiliki satuan yang disebut sebagai em. Ukuran setengah dari em adalah en. Apabila huruf dengan ukuran 10 pt maka em-quad-nya berukuran 10 pt x 10 pt.
Kerning
Pengukuran jarak antarhuruf (kerning) dalam phototypesetting dan digital composition dihitung dengan sistem unit. Sistem ini tidak memiliki acuan pengukuran yang tetap, dalam pengertian bahwa unit memilikinilai yang berbeda-beda tergantung kepada sistem yang digunakan. Em berupa kotak seukuran besarnya huruf, kemudian bila kotak ini dibagi menjadi beberapa segmen yang sama besar, maka setiap segmen ini disebut sebagai unit. Sebuah huruf ‘U’ dapat memiliki lebar 12 unit, sementara huruf ‘t’ dapat memiliki lebar 12 unit, sementara huruf ‘t’ dapat memiliki lebar 6 unit.
Leading
Pengukuran jarak antarbaris (leading) dihitung dengan menggunakan satuan point. Teknik tradisional memakai lembaran metal yang disisipkan di antara baris. Lembaran metal ini memiliki ketebalan yang beragam.
KELUARGA HURUF (FAMILY FONT)
Keluarga huruf terdiri atas berbagai kembangan yang berakar dari struktur bentuk dasar (regular) sebuah alfabet dan setiap perubahan berat huruf masih memiliki kesinambungan bentuk. Perbedaan tampilan yang pokok dalam keluarga huruf dibagi menjadi tiga bentuk pengembangan, yaitu: berat, proporsi, dan kemiringan.
Berat
Perubahan berat dari struktur bentuk dasar huruf terletak pada perbandingan antara tinggi dari huruf yang tercetak dengan lebar stroke. Bila ditinjau dari berat huruf, maka anggota dari keluarga huruf ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok pokok, yaitu: light, regular, dan bold. Setiap anggota keluarga huruf baik light, regular, dan bold memiliki kesamaan ciri fisik, namun dengan tampilnya perbedaan berat dapat memberikan dampak visual yang berbeda. Seperti contoh, huruf bold karena ketebalannya memiliki potensi yang kuat dalam menarik perhatian mata. Biasanya kelompok huruf bold ini banyak sekali digunakan untuk judul (headline) sebuah naskah, baik untuk iklan, poster, maupun media terapan lainnya.
Proporsi
Perbandingan antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar dari huruf itu sendiri dapat dibagi menjadi tiga kelompok bila ditinjau dari perbandingan proporsi terhadap bentuk dasar huruf tersebut. Pembagiannya adalah condense, regular, dan extended.
Kemiringan
Huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut italic. Huruf italic ini biasanya digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah kata. Di samping itu, huruf-huruf ini juga dipakai untuk menunjukkan istilah atau kata yang berasal dari bahasa asing. Umumnya, huruf italic digunakan untuk teks dalam jumlah yang tidak terlalu panjang, seperti untuk keterangan gambar (caption), highlight dari naskah (copy blurb) serta kadang juga digunakan sebagai headline atau sub-head. Apabila kita perhatikan secara saksama, huruf italic dirancang dengan sudut kemiringan tertentu untuk mencapai toleransi terhadap kenyamanan mata kita dalam membacanya. Sudut kemiringan yang terbaik adalah 12 derajat. Mata kita akan sukar mengidentifikasikan huruf italic apabila sudut kemiringan lebih besar dari 12 derajat, akan memengaruhi keseimbangan bentuk huruf.
Set Characters
Setiap alfabet memiliki berbagai character yang terdiri dari huruf besar atau yang disebut uppercase (sering juga disebut dengan capitals atau caps) dan huruf kecil atau yang disebut lowercase. Istilah ini berasal dari subsistem teknologi mesin cetak yang awalnya ditemukan oleh Johan Gutenburg. Pada masa itu cetakan huruf yang berupa potongan-potongan blok metal disimpan dalam sebuah kotak yang disebut dengan type case. Huruf besar disimpan di dalam kotak pada bagian atas (upper case), sedangkan huruf kecil diletakkan pada bagian bawah dari kotak (lower case). Kelengkapan character dalam sebuah alfabet (set character) biasanya memiliki uppercase yang berjumlah 26 dan lowercase dalam jumlah yang sama. Selain uppercase dan lowercase masih terdapat berbagai jenis character yang melengkapi sebuah alfabet. Sebagai catatan, setiap jenis huruf digital memiliki jumlah character yang berbeda-beda, hal ini tergantung pada seberapa banyak si perancang huruf mendesain jumlah character. Satu set characters yang lengkap biasanya terdiri dari lebih 200 jenis character. Penambahan character seperti ligatures disebut sebagai expert set characters.
Berikut adalah jenis-jenis character tambahan selain upper case dan lower case.
- Ligatures, Dua buah character atau lebih yang digabungkan menjadi satu kesatuan unit. Seperti; fi, fl, Æ, æ, Œ
- Modern Figures, Angka-angka yang memiliki ketinggian yang sama dengan upper case. Modern figures sering juga disebut sebagai lining figures.
- Old Style Figures, Angka-angka yang memiliki ketinggian yang sama dengan meanline dari lower case.
- Foreign Accents, Character yang melengkapi sebuah set characters dalam sebuah bahasa tertentu, seperti beberapa tanda baca atau huruf2 tertentu, seperti beberapa tanda baca atau huruf-huruf tertentu seperti yang terdapat dalam bahasa Jerman atau Prancis.
- Small Caps, Upper case yang memiliki tinggi yang sama dengan lower case (x-height).
- Fractions, Angka-angka pecahan
- Punctuation Marks, Tanda-tanda baca
KLASIFIKASI HURUF
Sering timbul pertanyaan yang dikaitkan dengan keberadaan ragam jenis bentuk huruf digital yang hampir atau bahkan tidak memiliki korelasi dengan konvensi klasifikasi huruf yang telah ada. Hal ini sebaiknya diabaikan, mengingat klasifikasi huruf terakhir ditandai dengan tonggak sejarah kelahiran huruf Helvetica pada tahun 1957. Untuk lebih singkatnya, klasifikasi huruf dibuat berdasarkan atas latar belakang sejarah perkembangan tipografi yang diambil dari momentum-momentum penting dalam perjalanan sejarah penciptan dan pengembangan bentuk huruf.
Walaupun saat ini lahir beragam jenis bentuk huruf, dunia tipografi sekarang masih banyak mengangkat jenis huruf-huruf lama, seperti Bodoni, Century, ataupun Garamond yang direproduksi serta dimodifikasi dengan teknologi digital. Huruf-huruf lama yang direproduksi kembali (revival type) oleh type foundry biasanya dimodifikasi dengan desain yang berbeda. Selain perbedaan desain, kadang ditemui juga perbedaan ukuran x-height. Untuk mengenali perusahaan mana yang mereproduksi dapat dilihat dari kode yang tertulis di muka nama jenis huruf, seperti A Garamond (‘A’ berarti Adobe) atau ITC Century (‘ITC’ berarti International Type Corporation). Seperti halnya perbedaan desain, juga ditemukan perbedaan nama, seperti huruf Helvetica dinamakan juga Switzerland, Claro, Vega ataupun Newton. Penamaan ini tergantung kepada perusahaan mana yang mereproduksi huruf-huruf tersebut. Perbedaan standardisasi ini dapat menimbulkan masalah dalam produksi desain cetak. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya pada saat data di-serahkan kepada biro separasi film, jangan lupa untuk menyertakan jenis-jenis huruf yang digunakan.
Berikut adalah pengelompokan yang dibuat sesuai dengan urutan waktu pembuatan beserta salah satu contoh hurufnya:
- Old style (Garamond, 1617)
- Transitional (Baskerville, 1757)
- Modern (Bodoni, 1788)
- Egyptian/Slab Serif (Century Expanded, 1895)
- Sans Serif (Helvetica, 1957)
- Display/Script (Copperplate)
Posting Komentar